Perbedaan Klausa dan Kalimat

 


Dalam ujian TOEFL, sangat penting untuk mengetahui perbedaan dari klausa dan kalimat agar ketika mempelajari skill 6-14 tidak mengalami kesulitan. Mengapa demikian? Karena di skill-skill tersebut kita akan menemui kalimat yang terdiri dari tidak hanya satu subyek ataupun predikat, melainkan kita akan menemui lebih dari satu subyek maupun satu predikat dalam satu kalimat. Sehingga kita nanti perlu menentukan mana yang merupakan subyek dari kalimat dan mana yang merupakan subyek dari klausa serta mana yang merupakan predikat dari kalimat dan mana predikat dari klausa.

Sebelum membahas tentang perbedaan klausa dan kalimat, mari kita bahas dulu mengenai persamaan keduanya. Baik klausa maupun kalimat kedua-duanya memiliki subyek dan predikat. Kalimat merupakan jenis dari klausa, artinya semua kalimat pasti klausa, namun tidak semua klausa meupakan kalimat.

Dilihat dari pembentukan makna, klausa dibagi menjadi dua, yaitu:

1.      Independent Clause (klausa mandiri)

Independent clause meupakan klausa (susunan dari subyek dan predikat) yang memiliki makna arti yang sempurna dan tidak nanggung. Artinya, jenis klausa ini tidak membutuhkan klausa lain dalam pembentukan makna. Klausa jenis ini biasa disebut sebagai kalimat.

 

Contoh : I go to the market

 

Dari contoh di atas, sudah terdapat subyek I dan predikat go dan memiliki makna yang sempurna yakni saya pergi ke pasar. Tidak ada pertanyaan mengenai kerancuan klausa tersebut. Karena sudah memiliki makna yang sempurna, klausa ini disebut sebagai kalimat.

2.      Dependent Clause (klausa nanggung)

Independent clause meupakan klausa (susunan dari subyek dan predikat) yang memiliki makna arti yang tidak sempurna dan nanggung. Artinya jenis klausa ini membutuhkan klausa lain untuk menyempurnakan maknanya. Biasanya, klausa ini merupakan bentuk independent clause yang didahului oleh subordinate connectors (because, although, when, while, etc).

Contoh:

When I go to the market, ...........

 

Dalam contoh di atas jika tidak ada coordinator when, justru klausa tersebut sudah menjadi kalimat. Namun ketika ada when, artinya menjadi “ketika saya pergi ke pasar,..”. Ujaran tersebut menimbulkan kenanggungan dalam maknanya sehingga masih memerlukan klausa yang lain untuk bisa menjadi kalimat.

Contoh:

When I go to the market, I buy many fruits.

 

Dalam contoh di atas terdapat 2 klausa, tetapi hanya satu kalimat. Klausa yang kedua fungsinya hanya sebagai penyempurna makna yang nanggung. Ini yang akan menjadi kunci untuk memahami skill TOEFL.

 

Jadi dapat kita simpulkan bahwa kalimat merupakan klausa yang memiliki makna yang sempurna atau kumpulan dari klausa yang yang memiliki makna yang sempurna. Artinya bisa saja nanti kalimat memiliki lebih dari satu subyek maupun predikat. Kita akan belajar mengenai itu pada skill TOEFL selanjutnya.


Comments

Popular posts from this blog

Sentence with One Clause (Bercinta dengan TOEFL secara Sederhana)

Be Careful with Past Participle (V3)

TOEFL EXERCISE (Skill 1-3)